Oleh: aishcha | Juli 2, 2008

Surat Cinta Dari Umar

” Sudahkah Anda Dugem Hari ini”

Sebuah Baleho besar..terpampang di pintu samping sebuah mall.  Miris memang, seolah olah berkompetisi dengan sebuah spanduk kecil di masjid sebelah yang bertuliskan “ Sudahkah Anda berInfak Hari ini”

Menakjubkan memang, para pemuda yang sehat lagi gagah, seolah olah berbondong bondong memasuki, ruangan terang temaram (sebagian gelap, sebagian terang, sebagian remang remang).  Sedangkan penghuni masjid, hampir rata rata seumuran pak syamsudin yang sudah beruban dan berkepala diatas angka 6.

Ternyata… tidak di kotaku saja..hampir di semua tempat. Apalagi yang sudah mendengungkan bahwa kota mereka adalah kota metropolitan. Para pemuda kita semuanya loyo..dan terseret konsumerisme.

Lihat saja..Pusat2 perbelanjaan yang tak pernah sepi.. Games station yang selalu ramai, Bilyard yang buka 24 jam? ada lagi? tentu saja masih banyak contoh lain yang membuat hati kita sedih.

Wajar jika masjid masjid kita selalu sepi, jangankan acara meriah. Jamaah sholat wajib pun tak pernah susah menghitungnya. Cukup dengan jemari 2 tangan.  Wajar saja, seharusnya yang memakmurkan masjid tidak hanya bapak bapak tua, dan anak anak kecil. Bapak2 sudah terlalu tua untuk berpikir kreatif, sudah harus fokus untuk Ibadah Wajib. Sedangkan anak anak kecil? mereka masanya bermain saat ini.

Kita lah yang seharusnya..berbondong2 memakmurkan masjid, kita para pemuda.

Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At Taubah: 9: 18).

Salah satu caranya adalah dengan sholat berjamaah dimasjid (terlebih yang laki laki, kalo wanita memang lebih baik di dalam kamarnya).

Sholat sendiri saja malas..apalagi berjamaah? apalagi mau berpayah2 memeriahkan masjid? fiuhhhhhhhh… Pemuda kita sudah terbiasa hidup mewah, berpesta pora, kehilangan semangat keberanian, kehilangan etos kerja. Hidup santai dan tak pernah mau susah.

Ah..seandainya mereka juga bisa membaca..surat yang ditulis oleh Khalifah Umar bin Khottob kepada para petugas di Persia.

” Jauhilah hidup bersenang senang dan berdandan “Wah” seperti orang persia. Hiduplah  bersama matahari  karena matahari itu lah pemandian orang arab.  Biasakanlah hidup keras dengan makanan dan pakaian kasar, tahan menderita dan berpakaian sederhana. Peliharalah binantang tunggangan kalian dengan baik. Menyerbulah dan lemparkan panah pada sasaran.”

Makna yang tersirat..bisa jadi lebih dalam lagi. Umar memberi pesan agar Pemuda pemuda menjadi lebih produktif. Karena jembatan untuk mencapai kebahagian masyarakat, adalah pengorbanan para pemudanya.

Hayo para pemuda..Bangkit Berdiri..Berjuang..Demi Anak Anak Peradaban..

pastikan kita satu barisan…

Allahuakbar

Oleh: aishcha | Maret 21, 2008

Hari ini Aku

Hari ini aku bosan…

Hari ini aku bingung…

Hari ini aku kesal…

Hari ini aku sedih…

Hari ini aku marah…

Hari ini aku sebal…

Pada seseorang….

Karena itu hari ini aku mau….

Baca Selengkapnya..

Oleh: aishcha | Februari 14, 2008

Bik Mis Part 2

Masih ingat cerita bik mis? mustahik Palembang, yang terpaksa menjual anak ke limanya karena tidak punya biaya melahirkan. Masih ingat kan?. Kalo begitu mari kita lanjutkan lagi ceritanya. Baca Selengkapnya..

Oleh: aishcha | Januari 31, 2008

Afwan Ana Bukan Preman

Kalideres…10 Oktober 2005
setelah kurang lebih 2 bulan menambah sesak kota Jakarta, akhirnya diriku pulang juga. Naik bis jurusan Jakarta – Palembang. Maklum aja…tanggal 1 oktober BBM resmi dinaikkan so wajar aja dunk, kalo ongkos bis juga jadi mahal. Untung aja tuslah belum ada, karena Ramadhan baru beberapa hari. Dengan bantuan temen2 ku yang baik hati, yang telah menolongku membawakan barang2ku yg bejibun..hehehe ( afwan ya Pak…Afwan ya Bu’) akhirnya aku bisa pulangEmo Smile Baca Selengkapnya..

Oleh: aishcha | Januari 31, 2008

Cintamu buat sapa?

ku ambil dari blogku yang lain

Afwan….Cinta lagi cinta lagi!!! Ya namanya aja Rumah_Cintaku. Isinya ya ga bakal jauh jauh dari cinta. Tul kan??. Blog…hm kok bahas blog sih? Setahu saya, Blog pertama kali ada tuh fungsinya adalah sebagai diary Online. So boleh dan sah sah aja dunk, kalo diriku menjadikan blog ku ini sebagai diary Online…hehe^^.
Nah.. balik lagi ke soal cinta. Aku jadi teringat maratibul-mahabah (peringkat cinta)nya Syaikh Ibnul Qayyim, seorang ulama di abad ke-7, beliau mengatakan ada 6 peringkat cinta. Baca Selengkapnya..

Oleh: aishcha | Januari 29, 2008

Balada Kangkung

Benih kangkung yang kudapat dari penyuluhan gizi bulan desember kemaren, skrg mendekati waktu panen. Sebenarnya hampir seluruh peserta yang ikut mendapatkan sekantung kecil benih, sekantung pupuk urea dan 1 lembar polibag, untuk dipraktekkan di rumah masing masing. Sayangnya diantara semua peserta yang ikut, cuma Kangkung milik MRO yang duluan ditanam. Mustahik baru mulai mencoba menanam setelah melihat benih kangkung MRO tumbuh pesat di sebuah pot bunga yang nangkring di teras Kantor Cab Palembang. Baca Selengkapnya..

Oleh: aishcha | Januari 28, 2008

Anakku terpaksa kujual

Sebenarnya tidak pernah terlintas di Pikiran bik Mis (35) untuk memberikan anak bungsunya yang baru saja dilahirkannya pada keluarga lain. Namun apa daya, himpitan ekonomi membuat wanita yang tidak sempat menamatkan SD ini terpaksa membuang rasa teganya ketika menyerahkan bayi perempuannya 3 tahun lalu pada pasangan non muslim.

Bik Mis menikah saat umurnya masih muda belia, berbekal pemahaman agama yang minim dan pendidikan yang rendah, membuatnya tak berpikir panjang tatkala disunting HR pria yang sudah berumur. Awalnya pernikahan mereka berjalan normal, layaknya pernikahan keluarga lain namun ketika kelahiran anak ke 3, barulah badai menghantam bahtera rumah tangga mereka. HR ternyata telah membohongi bik Mis mengenai statusnya. Di pulau lain HR telah memiliki seorang istri sebelum menikahi bik Mis.

Konflik demi konflik berdatangan seiring gelar baru yang disandang bik mis sebagai istri kedua. Sampai akhirnya HR memilih untuk mengabaikan istri pertamanya. Lagi – lagi beban ekonomi yang disebabkan multi krisis di negara ini mempengaruhi keadaan keluarga bik Mis. HR tidak lagi bekerja, status pengganguran ternyata lebih disukainya. Bik Mis-lah yang sehari – hari bekerja keras untuk menghidupi suami dan ke 4 mereka.

Seiring berjalanannya waktu HR tak juga berubah, bahkan semakin berulah. Hingga akhirnya Bik Mis menggugat cerai laki – laki itu, padahal saat itu Bik Mis tengah mengandung anak ke lima. Usia kandungannya menginjak bulan ke 3 saat itu. Di kota Palembang Bis Mis tak punya sanak saudara karena ia diboyong oleh HR saat mereka menikah beberapa tahun lalu.

Bik Mis sehari hari berprofesi sebagai tukang cuci dengan upah tetap 100 ribu rupiah perbulan. Untuk makan sehari hari bik mis menjual tenaganya untuk membantu para tetangga, seperti mencuci piring, mencuci pakaian, menyapu, mengepel dengan upah sekadarnya, antara 3000 – 10.000 rupiah tiap kali melakukan tugas tersebut. Dengan pendapatannya yang minim, tentu saja bik Mis tidak mempunyai tabungan untuk persiapan kelahiran anaknya yang ke 5. Warga sekitar tidak ada lagi yang bisa meminjami bik Mis uang untuk biaya melahirkan di sebuah rumah sakit.

Akhirnya sehari tepat setelah melahirkan anaknya, bik Mis dihadapkan dengan pilihan pilihan sulit. Minggat dari rumah sakit dan meninggalkan bayinya, tanpa membayar biaya persalinan dengan resiko ditangkap polisi serta ke 4 anaknya yang dirumah menjadi terbengkalai, atau meninggalkan bayi yang baru dilahirkannya di Panti Asuhan. Akhirnya pilihan jatuh pada opsi yang tidak pernah terpikir sebelumnya. Bik Mis menyerahkan bayinya pada keluarga non muslim yang menyanggupi untuk melunasi segala biaya persalinan di rumah sakit. Bik mis yang memang sedang bingung karena tidak punya uang, sejumlah hutang dan kenyataan bahwa anak – anaknya yang lain kurang gizi karena sering tidak makan. Dengan alasan itulah akhirnya Bik Mis sepakat untuk menandatangani perjanjian dengan calon orang tua anaknya, ia tidak akan menggugat atau apapun yang akan merugikan keluarga anaknya kelak dikemudian hari. Walaupun ada sedikit rasa sesal di dalam hati bik Mis, namun karena keinginan pribadinya agar salah satu anaknya terjamin secara finansial, bik Mis mengubur rasa rindunya yang mendalam pada anak bungsunya tersebut.

Kini Bik Mis tinggal bersama ke 4 anaknya di sebuah rumah gubuk yang di dirikan diatas tanah pinjaman. Hendri si sulung kini sudah duduk di kelas 5 SD, Lani no 2 duduk di kelas 3 SD, Ningsih no 3 duduk di kelas 1 SD. Sedangkan Novi anak ke 4 nya berumur 4 tahun. Hendri si sulung tak sempat memikirkan cita – cita, karena Bik Mis telah mengultimatum, beliau tidak sanggup lagi menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang yang lebih tinggi. “Saya takut hanya memberi angan – angan saja pada Hendri, karena kenyataannya untuk makan pun sulit “ Ujar bik Mis dengan berurai air mata. Walaupun begitu Bik Mis masih mempunyai harapan “Nabi saja selalu berdoa sama Allah untuk meminta bantuan, karena itu sebagai umat Nabi Muhammad, hanya doa dan keyakinan bahwa Allah akan membantu hambanya yang saya punya, Allah tidak pernah tidur kok mbak” Ucap Bik Mis yakin sembari menyeka air matanya dan menutup kisah hidupnya yang mengharukan.

Oleh: aishcha | Januari 27, 2008

Biar Mereka Beruntung

Tak terbayangkan olehku jika diriku mampu hidup serba kekurangan seperti mereka. Masa kecilku yang mewah menjadikanku selalu merasa bersyukur ketika melihat mereka. Walau saat ini kemewahan keluarga kami juga harus berakhir dan berganti kesederhanaan. Namun tetap lebih baik kondisinya dari keadaan ekonomi keluarga teman teman kecilku ini. Baca Selengkapnya..

Oleh: aishcha | Januari 20, 2008

Makanan Berkhasiat Setara Facelift

buat yang mau awet muda ^^

Jika sedini mungkin Anda rajin mengonsumsi makanan yang tepat, Anda tak perlu repot melakukan facelift.

Ada 10 makanan super untuk awet muda, menurut ahli nutrisi dari Australia, Anna Bearpark. Makanan-makanan itu sangat tinggi antioksidan, sehingga ampuh menghilangkan kerut.

Baca Selengkapnya..

Oleh: aishcha | Januari 20, 2008

Sekantong Pisang Goreng

Beberapa hari yang lalu, saat diriku sedang berada di sebuah pasar. Tingkah laku seorang anak kecil dan ibunya menarik perhatianku. Anak perempuan berjilbab mungil dan berusia kira kira 5 tahun itu melobi ibundanya untuk membelikan sekantong makanan ( pisang goreng dll ) yang dijual di pinggir jalan. Awalnya Ibunda menolak permintaan anaknya. “ Kan dedek udah makan tadi di rumah “. “ Ayo dunk bunda, ini bukan untuk dedek “ Sang gadis mungil memberi isyarat pada sang bunda. “ Baiklah “. Akhirnya bunda mengabulkan keinginan sang anak Sampai disini, diriku belum paham, mengapa sang bunda mengabulkan keinginan anaknya begitu saja?.

Baca Selengkapnya..

Older Posts »

Kategori